Kamu Beruntung, Pecayalah.



Jangan pernah berpikir bahwa hidupmu tidak sama dengan orang lain. Percayalah, ada orang-orang yang dalam hati kecilnya menginginkan kehidupan yang kamu jalani saat ini atau kamu rasakan selama ini.
Bagimu mungkin kehidupanmu tidak lebih dari sebuah kesialan, tetapi ada yang menganggapmu selalu mendapatkan keberuntungan. Kehidupan yang ingin kamu lepaskan atau buang jauh-jauh adalah impian mereka yang sedang diupayakan.


Kamu merasa apapun yang dilakukan tidak pernah mendapatkan hasil yang diharapakan, selalu bertolak belakang, jauh dari keinginan. Bagimu itu adalah sebuah kutukan. Hingga kamu merasa semua percuma untuk dilakukan. Kamu memang tidak putus asa, hanya saja tidak mau berusaha lebih dan lebih lagi. Kadangkala kamu menyerah ketika harapan itu tinggal selangkah lagi.

Kamu mulai menyalahkan apapun dalam kehidupanmu. Takdirmu. Nasibmu. Pilihanmu. Upayamu. Doamu. Harapanmu. Keinginanmu. “AKU, KATAMU” adalah kesalahan itu sendiri. Mengapa harus lahir ke dunia ini.

Kamu terhanyut dalam kegersangan jiwa. Kamu kebingungan dalam kekosongan jiwa. Kamu melampiaskan semuanya ke dalam hal yang sia-sia. Menghancurkan diri sendiri. Tetapi mengatasnamakan menikmati kehidupan.

Tidak ada definisi tentang melampiaskan semuanya ke dalam hal yang sia-sia atau menghancurkan diri sendiri. Semua memiliki sudut pandang. Punya persetujuan dan pertentangan. Tetapi adalah sebuah kejelasan bahwa melakukan Firman Tuhan dalam bentuk Larangan adalah kesia-sian yang mengahancurkan. Tidak ada sebuah keraguan di dalamnya.

Memang terkadang membutuhkan daya pikir yang luas untuk mengerti Firman Tuhan dengan bahasa nan indah dan penuh estetika, perlu pemdamping penjelasan melalui Kekasih-Nya Nabi Mumahhad Shallau Alaihi Wassalam dalam Haditsnya. Tak cukup sampai disana, ada Kesepakatan Para Ulama jika masih belum mendapatkan sebuah kemengertian.

Kamu terus terhanyut dalam ketergersangan dan kokosongan dalam bingkai demi kebaikan. Anggapan bahwa pelarianmu dalam upaya melupakan kesialan hidupmu, ketidakterimaan akan semua yang terjadi dalam hidupmu serta membuang jauh-jauh hidupmu adalah jalan terbaik. Itulah keyakinanmu.

Tapi ada hal yang kamu lupakan, bisakah kamu hidup yang seperti sekarang tanpa kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidupmu. Kegagalan. Kesialan. Ketidaksesuaian harapan. Itu semua telah membentukmu menjadi orang sekarang ini. Upayamu untuk melupakan semuanya adalah hasil akumulasi sebuah perjalanan panjang pikiran atas semua kejadian. Itu tidak mudah. Butuh mental baja untuk melakukannya. Selain itu dibutuhkan konsistensi.

Kamu hanya sedang salah arah. Kamu terlalu berfokus kepada “kesialan” yang terjadi, padahal itu hanyalah anggapanmu. Pola pikir negatifmu. Kebingunganmu. Atau bisa jadi ketidaksiapanmu atas penundaan keberhasilan, karena kau memasang mimpi besar. Ingat! Mimpi besar membutuhkan mental besar dan nyali besar.

Rubahlah stigma, semua yang terjadi pada hidupmu yang tidak kamu terima adalah cara Tuhan memantaskan dengan apa yang kamu harapkan selama ini. Akan apa jadinya jika langsung diberikan semuanya tanpa ada bekal yang memadai.

Dan,

Percayalah, apapun kondisimu sekarang adalah sebuah keberuntungan.

Comments