Ada Duit Kelar Semuanya.

Dunia memang menawarkan segala macam apa yang kita inginkan dan harapan. Semua serba ada dan tinggal menikmatinya. Tinggal pilihannya adalah punya duit atau tidak.

Entah sepakat atau tidak. Tapi kenyataan bahwa pikiran jika ada duit, maka semua masalah tak ada apa-apa. Bahasa kerennya, kelar dah, itu sudah merasuki banyak manusia. Jika ditanya mana sumber data rujukannya, maka tanyalah pada diri sendiri, apakah pikiran itu merasukimu atau tidak. Tak perlu data yang bersumber pada pikiran orang lain.

DUIT memang selalu menjadi primadona ketika ada masalah yang kadang menerpa.
"Coba ada duit, ya. Pasti masalahnya ini tidak akan jadi begini".
Begitulah kira-kira kalimat yang sering datang tiba-tiba. Seakan duit adalah solusi terbaik dari semua pilihan yang ada.

Aneh bin ajaib memang. Bagaimana pola pikir demikian bisa menjalar ke mana-mana? Pun mirisnya, pikiran demikian sudah diajarkan ke anak-anak yang masa depannya masih panjang.

"Nanti, ya. Bapak/ibu belum punya duit". Kalimat ini seakan menjadi kalimat ampuh untuk menekan keinginan anak. Padahal jika mau memberi pelajaran dan pemahaman. Ada baiknya menggunakan redaksi  kalimat yang menguji keseriusan untuk memiliki barang tersebut, misal "Mana tabunganmu", "Usaha dulu sana" atau kalimat yang mengajak mereka berpikir seperti "setelah membeli itu, lantas apa?. Dan masih banyak kalimat-kalimat lainnya yang lebih baik lagi.

Setidaknya, jika lingkup kecil seperti keluarga sudah mengajarkan hal tersebut di atas, maka akan tercipta generasi hebat dari keluarga, lalu gabungan dari beberapa keluarga bergabung hingga tercipta keluarga-keluarga hebat yang menjadikan lingkungan masyarakat menjadi kuat. Setidaknya kita terlibat dalam upaya memperkuat pondasi generasi yang akan datang.

Tentu tidak hanya sebatas itu saja. Masih banyak upaya lain yang harus dilakukan seperti pendidikan agama, keteladanan dan lain-lain.

Pun kita yang telah terdoktrinkan pikiran "jika ada duit maka", harus mulai kembali merenung dan memikirkan. Apakah iya demikian?

Duit memang memberikan solusi, tetapi bukan solusi satu-satunya. Diri kita dan upaya kitalah yang menentukannya. Seberapa besar kepercayaan diri kita (anugerah tuhan) menjadi pondasi dasar untuk menyelesaikan masalah yang ada. Setelah itu, upaya kita dalam menyikapinya juga menjadi penentu hasil akhirnya.

Betapa banyak dari kita yang mengorbankan kepercayaan diri karena takut akan kegagalan atau kelemahan. Padahal kita mampu untuk melakukannya.

Betapa banyak dari kita yang sebenarnya telah berupaya semaksimal mungkin, tetapi kalah oleh rasa putus asa. Hingga kalah. Padahal, selangkah lagi mendapatkan solusinya.

Pun bahkan terkadang, duit malah menjadi bumerang bagi masalah yang kita hadapi. Jika kita mau berpikir kembali.

Comments