Tentang Sudut Pandang

"Perbanyaklah sudut pandang". Kalimat yang begitu sederhana, namun ada banyak makna yang terkandung. Anehnya, lupa dari mana mendapatkan kalimat tersebut. Apakah dari membaca atau mendengar?

Lumayan lama memahami makna kalimat di atas. Bahkan sampai tulisan ini dibuat pun masih menggali makna yang tersirat lebih luas lagi. Mungkin, akan sampai akhir hayat menjemput.

Betapa tidak. Kata perbanyaklah saja mengandung makna yang luas. Dalam pemahaman yang dapat diambil adalah sebuah upaya atau kegiatan yang mengharuskan untuk terus menerus dilakukan. Hukumnya adalah wajib. Tentu jika mengacu kaidah bahasa indonesia tidak demikian.

Sudut pandang. Ini lebih wah lagi. Makna yang tersirat begitu luas. Ampun pokoknya. Tak ada kata pas untuk menggambarkannya. Selagi lagi, ini bagiku (Penulis-red).

Makna sementara yang dapat diurai adalah pola atau cara dalam melihat, mendengar, menganalisis hingga memutuskan. Dalam artian, setiap bentuk masalah yang terjadi. Maka pola atau cara yang digunakan biasanya sangat menentukan apakah masalah ini menjadi cepat terselesaikan atau menambah besar.

Sudut pandang akan berkaitan erat dengan pengalaman dan perjalanan hidup. Sebuah pembelajaran tanpa pengajaran. Seolah, ini adalah ilmu tanpa teori pasti.

Bukan berarti, semakin tua umur akan semakin baik sudut pandang. Ini tidak menjadi tolak ukur. Karena, sudut pandang tak sesederhana itu. Butuh penerimaan yang luar biasa.

Intinya, jadilah pribadi yang terus berusaha belajar tentang sudut pandang. Melihat segala sesuatu dari berbagai aspek. Melakukannya dengan segala pertimbangan. Memutuskan dengan penuh kehati-hatian. Hingga jika terjadi sesuatu yang luar kemampuan, itu adalah kehendak Tuhan.

Comments